Latar belakang. Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang melibatkan multi organ dengan spektrum klinis dan imunologis yang luas. Kriteria diagnostik SLE pertama kali diperkenalkan oleh American College of… Click to show full abstract
Latar belakang. Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang melibatkan multi organ dengan spektrum klinis dan imunologis yang luas. Kriteria diagnostik SLE pertama kali diperkenalkan oleh American College of Rheumatology (ACR) pada 1971 dan telah mengalami revisi pada 1982 dan 1997. Tujuan . Membandingkan kriteria ACR dan kriteria SLICC dan menilai agreement antara kriteria SLICC dan ACR untuk menegakkan diagnosis SLE. Metode . Penelitian studi cross-sectional terhadap pasien SLE yang dirawat di bagian Anak RS Sardjito Yogyakarta antara Januari 2009-Juni 2015. Metode total sampling digunakan pada penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis, untuk menilai masing-masing kriteria pada saat anak terdiagnosis SLE, kemudian dilakukan penilaian agreement di antara kedua kriteria tersebut. Hasil . Didapatkan 64 anak didiagnosis SLE dan 46 (71,9%) memenuhi kriteria ACR. Sebanyak 39 (60,9%) memenuhi kriteria SLICC. Penelitian ini mendapatkan overall agreement yang baik (ρ0=0,70) di antara kedua kriteria tersebut, dengan chance-corrected agreement κ=0,33, atau dinyatakan cukup. Kesimpulan . Kriteria SLICC memiliki agreement yang cukup baik dengan kriteria ACR. Kriteria SLICC dapat dipertimbangkan sebagai alternatif metode untuk menegakkan diagnosis SLE pada anak. Perlu penelitian lanjutan untuk menilai kemungkinan penerapan kriteria ini untuk menggantikan kriteria ACR yang telah dipakai secara luas sebelumnya.
               
Click one of the above tabs to view related content.