Latar belakang . Gangguan hati merupakan masalah pada pasien HIV. Sebagian besar pasien HIV dengan gangguan hati tidak menunjukkan gejala sehingga gangguan hati baru diketahui saat pemeriksaan enzim hati. Tujuan… Click to show full abstract
Latar belakang . Gangguan hati merupakan masalah pada pasien HIV. Sebagian besar pasien HIV dengan gangguan hati tidak menunjukkan gejala sehingga gangguan hati baru diketahui saat pemeriksaan enzim hati. Tujuan . Mengetahui prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan hepatotoksisitas pada anak pasien HIV di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Metode . Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 52 anak HIV. Dilakukan pengambilan data demografis, antropometri serta pemeriksaan CD4 dengan metode flow cytometri, SGOT dan SGPT dengan metode spektrofotometri UV dengan pyridoxal-5-phosphate. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan uji chi square, Fisher exact dan Mann Whitney. Hasil . Usia rata-rata pasien pada penelitian ini yaitu 8,2±3,5 tahun. Dua puluh delapan (54%) subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki. Kadar median SGOT, yaitu 28 U/L (15‒49 U/L) dan median SGPT yaitu 21 U/L (6‒47 U/L). Sebanyak 7 Anak (14%) subjek penelitian didapatkan hepatotoksisitas ringan dengan nilai fungsi hati 1,25‒2,5 kali batas atas normal. Faktor yang berhubungan dengan hepatotoksisitas tidak berbeda bermakna. Kesimpulan . Pada anak pasien HIV didapatkan angka kejadian gangguan fungsi hati 14%. Tidak terdapat hubungan kejadian hepatotoksisitas dengan faktor lama terapi antiretroviral, stadium klinis, derajat imunodefisiensi, jenis antiretroviral, terapi kotrimoksazol, terapi antituberkulosis, dan kadar CD4.
               
Click one of the above tabs to view related content.