Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat populasi ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purpose sampling yang melibatkan seluruh… Click to show full abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat populasi ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purpose sampling yang melibatkan seluruh peternak di wilayah setempat. Variabel penelitian meliputi karakteristik peternak, populasi ternak, calving rate, mortalitas, tingkat penjualan, natural increase, dan tata laksana pemeliharaan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak didominasi oleh Sekolah Dasar/Sekolah Rakyat (SR) sebanyak 22 orang (56,4%), dengan berprofesi sebagai petani peternak sebanyak 38 orang (97,4%). Umur peternak sebagian besar berkisar 45-68 tahun sebanyak 22 orang (56,4%) dengan pengalaman beternak 21 tahun. Jumlah pemilihan ternak didominasi oleh peternak yang memelihara kerbau sebesar 1-5 ekor sebanyak 21 orang (50,8%). Tingkat populasi kerbau rata-rata sebesar 281 ± 6,39 dengan rata-rata calving rate dan mortalitas masing-masing sebesar 85±2,43 ekor (57,55%) dan 19,8±1,11. Selain itu, tingkat penjualan pada ternak muda sebesar 25± 1,17, dan ternak dewasa sebesar 28± 1,59. Perkembangan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu positif dengan persentase angka Natural Increase (NI) sebesar 19,2%, dengan Location Quationts (LQ) sebesar 5,77. Ketersediaan pejantan untuk mengawini induk cukup memadai sebesar 32,25±5,65 dengan rasio pejantan: betina 1:5. Secara umum motivasi peternak memelihara ternak adalah untuk memenuhi biaya pendidikan anak, kebutuhan keluarga, sosial budaya (adat) dan pengadaan perlengkapan pertanian. Dapat disimpulkan bahwa usaha pemeliharaan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu sangat potensial karena didukung oleh wilayah yang cukup luas dengan persentase angka Natural Increase (NI), Calving Rate (CR) dan Location Quationts (LQ) yang cukup tinggi, serta rasio jantan : betina yang memadai.
               
Click one of the above tabs to view related content.